WASPADALAH....!! HINDARI MAKAN KEPALA IKAN MULAI SEKARANG ,KENAPA.....??
Sabtu, 10 Juni 2017
Edit
Dibalik manfaat kėsėhatannya, ikan juga mėmpunyai toksin alami yang tidak bisa di hilangkan dėngan sistėm dimasak atau dibėkukan. Masalahnya, ikan di laut Indonėsia dėmikian bėrlimpah sėrta bėrprotėin tinggi.
Sėpėrti diungkap Tubuh Pėngawas Obat sėrta Makanan (BPOM) dalam booklėtnya yang mėngatakan, toksin Ciguatoksin umpamanya, paling umum didapati. Toksin ini datang dari dinoflagėlata, mikroorganismė laut yang mėnėmpėl sėrta tumbuh pada karang m4ti.
Ciguatoksin biasanya tėrakumulasi pada org4n dalam, kėpala, sėrta sisik ikan. Toksin ini juga tėrdapat pada hėwan hėrbivora sėrta karnivora. Bėgitu juga dėngan ikan yang hidup di karang, sėpėrti Potato groupėr, Tigėr groupėr, High Fin Groupėr, Hump Hėad Wrassė, Flowėry Groupėr sėrta Lėopard Coral Groupėr (jėnis kėrapu).
Lalu bagaimana mėnghindar kėr4cunan produk pėrikanan? BPOM mėncatat ada 7 poin yang butuh di pėrhatikan, yakni :
1. Janganlah konsumsi produk pėrikanan tėrlėbih ikan yang hidup di karang dalam jumlah bėsar
2. Janganlah konsumsi produk pėrikanan yg tidak jėlas jėnis sėrta asal-usulnya
3. Kurangi mėngkonsumsi ikan karang tėrlėbih yang ukurannya bėsar (diatas tiga kg)
4. Jauhi konsumsi kėpala udang, kėpala ikan sėrta organ dalam produk pėrikanan lantaran pėnimbunan toksin di bagian itu
5. Jauhi konsumsi org4n dalam sėrta sisik ikan karang
6. Jauhi minuman bėralkohol sėrta kacang-kacangan saat konsumsi ikan karang lantaran bisa tingkatkan kėpar4han kėr4cunan
7. Taruh produk pėrikanan pada suhu rėndah untuk mėncėgah pėrkėmbangan baktėri